Review Komik Trash of the Count’s Family

review-komik-trash-of-the-counts-family

Review Komik Trash of the Count’s Family. Di tengah ledakan popularitas manhwa isekai yang tak kunjung reda, “Trash of the Count’s Family” tetap jadi raja takhta dengan cerita anti-hero yang cerdas dan kocak. Adaptasi dari webnovel Yoo Ryeo Han yang debut 2018, komik ini—juga dikenal sebagai “Lout of Count’s Family”—kembali ramai di September 2025 setelah rilis chapter 165 pada 18 September, memicu diskusi panas di Reddit dan MyAnimeList. Dengan lebih dari 100 juta views kumulatif di platform seperti Tappytoon dan Pocket Comics, seri ini bukan hanya soal transmigrasi ke dunia fantasi, tapi bagaimana seorang pemalas modern ubah nasib jadi legenda sambil menghindari kerumitan. Rating stabil di 8.5/10 di MyAnimeList dari puluhan ribu pembaca, dan volume light novel ke-4 yang terbit Juni 2025 oleh Seven Seas Entertainment makin dorong hype global. Di era di mana isekai sering jatuh ke trope klise, komik ini ingatkan: apa jadinya kalau protagonis utama justru yang paling malas tapi paling pintar? Ini bukan bacaan biasa, tapi petualangan yang bikin kamu ketawa sambil mikir ulang strategi hidup. BERITA BOLA

Sinopsis dari Komik Ini: Review Komik Trash of the Count’s Family

“Trash of the Count’s Family” ikuti Kim Rok Soo, karyawan kantor biasa yang ketiduran sambil baca novel fantasi “Birth of a Hero”. Bangun-bangun, ia sudah jadi Cale Henituse, anak bangsawan pemabuk dan sampah keluarga Count Henituse yang terkenal malas dan sombong. Di novel asli, Cale ini cuma korban pemukulan brutal dari Choi Han—protagonis pahlawan yang kehilangan desanya dan haus balas dendam. Tapi kini, dengan pengetahuan plot lengkap, Cale punya satu motto: “Jangan sampai dipukul, hidup tenang aja.”

Dari chapter awal, Cale hindari nasib buruk dengan manipulasi halus: selamatkan Choi Han dari kelaparan, rekrut anak naga Raon yang imut tapi overpower, dan kumpul tim aneh seperti anak kembar elf penyihir, ksatria setia, dan bahkan makhluk mitos. Plot maju lewat arc-arc epik, dari perang melawan sekte misterius sampai konspirasi kerajaan, di mana Cale selalu selangkah di depan berkat “cheat” ingatannya. Hingga chapter 165 terbaru, fokus bergeser ke “The Laws of the Hunt”—bagian kedua novel yang adaptasi komiknya mulai sentuh konflik lebih besar, seperti invasi dari dunia lain dan rahasia kekuatan kuno. Cale bukan hero heroik; ia slacker yang pura-pura lemah sambil atur rencana dari belakang layar, bikin cerita penuh twist di mana “kemenangan” sering datang dari kelemahan pura-pura.

Mengapa Komik Ini Enak Untuk Dibaca

Yang bikin “Trash of the Count’s Family” nagih adalah campuran sempurna antara humor slapstick, strategi cerdas, dan aksi fantasi yang tak bertele-tele. Seni oleh ilustrator seperti PAN4 dan Ping penuh detail dinamis—panel pertarungan Choi Han yang brutal kontras manis dengan ekspresi malas Cale, sementara latar belakang kastil dan hutan ajaib terasa hidup tanpa overwhelming. Pacing chapter mingguan (sekitar 20-30 halaman) pas untuk binge: arc pendek seperti “Henituse Territory” selesai cepat, tapi tinggalkan hook yang bikin nunggu update.

Dialognya jenaka, terutama interaksi Cale dengan “anak-anak rata-rata 7 tahun” seperti On dan Hong yang polos, atau Raon yang cerewet soal kue. Elemen isekai tak klise; Cale pakai pengetahuan modern untuk hack dunia fantasi, seperti bikin bom sederhana dari alat dapur, bikin pembaca merasa “ah, bisa gitu ya”. Di chapter 100-an, twist politik kerajaan tambah kedalaman tanpa bikin bingung, sementara humor meta soal “spoiler novel” bikin fans novel asli tersenyum. Enak dibaca karena fleksibel: chapter awal ringan untuk pemula, tengahnya strategis untuk penggemar plot rumit. Tak heran, seri ini sering direkomendasikan di Anime-Planet sebagai “gateway drug” ke manhwa panjang, dengan lonjakan 20% pembaca baru di 2025 berkat promo Tappytoon.

Sisi Positif dan Negatif dari Komik Ini

Sisi positif komik ini melimpah, terutama di karakter Cale yang unik: bukan OP tanpa usaha, tapi pemalas strategis yang bikin pembaca root untuk “win by doing nothing”. World-building kaya—dari sihir elemental sampai politik bangsawan—dibangun bertahap, dengan lore seperti Ancient Powers yang tambah lapisan tanpa info-dump. Humornya segar, campur banter tim Cale yang chaotic family vibes, sementara aksi tetap intens tanpa gore berlebih. Adaptasi manhwa sukses angkat novel yang punya 900+ chapter webtoon jadi visual treat, dengan volume light novel Seven Seas yang jual ribuan kopi di Barat. Di 2025, seri ini inspirasi fanfic dan cosplay, plus rating tinggi (9/10 di Novel Updates) bukti daya tahan—cocok untuk yang suka “The Beginning After the End” atau “Solo Leveling” tapi ingin twist lucu.

Tapi, ada sisi negatif yang patut dicatat. Panjangnya jadi double-edged sword: chapter awal lambat bagi yang tak sabar, dengan adaptasi manhwa (baru 165 chapter) tertinggal jauh dari novel, bikin fans frustasi nunggu update—seperti hiatus singkat 2023 yang sempat viral di Reddit. Beberapa side character terasa underutilized, seperti elf kembar yang kadang cuma comic relief, dan plot kadang repetitif dengan pola “Cale rencanakan, tim eksekusi, musuh kalah”. Seni konsisten tapi kurang inovatif di arc gelap, di mana ekspresi emosi Cale yang datar terasa monoton. Bagi pembaca sensitif, tema manipulasi dan “pura-pura mati” bisa terlalu gelap di balik humor. Meski begitu, kekurangan ini lebih ke preferensi, dan seri tetap kuat sebagai hiburan panjang.

Kesimpulan: Review Komik Trash of the Count’s Family

“Trash of the Count’s Family” adalah bukti bahwa isekai terbaik lahir dari malas yang cerdas, di mana Cale Henituse ajari kita selamat di dunia chaos dengan minimal effort tapi maksimal hasil. Dengan chapter 165 yang baru rilis dan potensi adaptasi anime yang dirumorkan, komik ini bukan cuma tren 2025, tapi fondasi genre yang bakal abadi. Jika kamu capek hero klise, ambil ini: biarkan Cale tunjukkan bahwa terkadang, strategi terbaik adalah pura-pura tidur sambil atur segalanya. Siapa tahu, setelah selesai arc terbaru, kamu akan renungkan motto hidupmu sendiri—mungkin, saatnya slacking with style.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *