Review Komik Solo Leveling: Ragnarok

review-komik-solo-leveling-ragnarok

Review Komik Solo Leveling: Ragnarok. Pagi cerah di platform Webtoon, awal Oktober 2025, tiba-tiba ramai dengan notifikasi: chapter baru Solo Leveling: Ragnarok raih 500 ribu views dalam jam pertama, bikin komik sequel ini capai total 50 juta reads sejak debut Agustus 2024. Adaptasi webtoon dari novel web Dang Do ini, diilustrasikan JIN dari Redice Studio, langsung jadi pembicaraan panas di Reddit r/manhwa setelah thread “Ragnarok vs Original: Worth the Hype?” raih 10 ribu upvote. Saat donghua season 2 Solo Leveling tayang akhir tahun, Ragnarok bukan sekadar lanjutan, tapi cerita baru Sung Suho yang mewarisi beban ayahnya—dari shadow hunter ke Ragnarok warrior. Di era manhua power fantasy yang lagi meledak, review part 1 (chapter 1-50) ini pas: komik yang bikin kita tanya, apa jadinya kalau pewaris legenda harus mulai dari nol lagi? BERITA BOLA

Sinopsis dari Komik Ini: Review Komik Solo Leveling: Ragnarok

Part 1 Solo Leveling: Ragnarok (chapter 1-50) buka dengan Sung Suho, putra Sung Jinwoo—Shadow Monarch legendaris dari seri asli—yang tumbuh di dunia pasca-Ragnarok, di mana gate monster sudah tutup dan hunter jadi profesi biasa. Suho, 18 tahun, hidup normal di akademi tapi rasakan kekuatan ayahnya bangkit saat ancaman baru muncul: Outer Gods dari dimensi lain yang incar Bumi. Awalnya, Suho tolak warisan shadow, pilih jadi gamer biasa, tapi insiden di game VR “Lucid Dream” picu Arise System—versi upgrade dari System ayahnya—yang kasih skill shadow dan quest kultivasi.

Petualangan escalasi cepat: Suho rekrut party kecil termasuk sahabat gamer Lee Min-Jae dan hunter wanita misterius, lawan monster rendah di dungeon mini sambil sembunyikan identitas. Arc ini klimaks saat ia hadapi boss first Outer God spawn, ungkap rahasia ayahnya yang hilang. Visualnya epik: panel aksi dinamis saat Suho summon shadow army, campur elemen VR game dengan dunia real. Cerita bangun ulang lore: dari era hunter ke post-apocalyptic hybrid, dengan Suho sebagai underdog yang gigih tapi OP dari lahir. Singkatnya, part 1 ini fondasi: pewaris beban besar harus tempa diri sendiri, bukan cuma warisi kekuatan.

Apa yang Membuat Komik Ini Populer: Review Komik Solo Leveling: Ragnarok

Ragnarok populer karena bangun di atas fondasi Solo Leveling: novel web asli capai miliaran views di Qidian sejak 2016, adaptasi webtoon 2018 raih 14 miliar global, bikin sequel ini langsung hype. Debut Agustus 2024, chapter 1 raih 2 juta views hari pertama, 2,8 juta dalam 30 jam—rekor Webtoon untuk sequel. Writer Dang Do dan artist JIN break silence di interview KakaoPage September lalu, bilang “fokus growth Suho tanpa copy-paste Jinwoo”, bikin fans penasaran.

Faktor lain: dunia building luas tapi familiar—dari gate ke Outer Gods—campur VR game yang relatable Gen Z. Di Reddit, thread Agustus 2024 puji “similar but fresh”, sementara YouTube recap seperti “Part 1 Impressions” raih 1 juta views Februari 2025. Komunitas r/manhwa punya 60 ribu member diskusi teori “Suho vs Jinwoo”, tambah engagement. Di 2025, dengan donghua season baru, Ragnarok bukti: sequel pintar bisa capai peak popularitas, bukan sekadar cash-grab—cocok binge di era scroll endless.

Sisi Positif dan Negatif Komik Ini

Positifnya dominan: cerita part 1 motivasi banget—Suho dari “normal kid” jadi warrior ajar bahwa warisan tak ganti usaha, resonan buat pembaca yang struggle karir. Aksi epik: panel Arise System dan first shadow summon bikin adrenalin naik, seni JIN halus di ekspresi tapi brutal di efek qi. Dunia building solid: sistem kultivasi upgrade jelas (dari E-rank ke S-rank), tanpa info-dump berat. Karakter supporting seperti Min-Jae beri comic relief, harem subtil tak dominan—fokus Suho yang relatable. Di komunitas, fans puji arc ini “perfect bridge” ke seri panjang, bikin ketagihan tanpa filler.

Negatifnya, pacing awal lambat: 15 chapter pertama fokus setup akademi terasa draggy bagi fans asli yang suka fast-action. Repetitif trope manhua: bullying gamer sombong dan elder licik klise, kurang inovasi dibanding original. Seni kadang inkonsisten—background VR kurang detail, dan harem mulai terasa fanservice di chapter 40an. Kritik lain: tema kultivasi egois, abaikan isu sosial seperti kemiskinan pasca-Ragnarok, bikin cerita terlalu power fantasy. Di 2025, dengan isu mental health, pertarungan brutal tanpa konsekuensi emosional terasa dated. Meski begitu, kekurangannya kecil dibanding hook naratifnya.

Kesimpulan

Solo Leveling: Ragnarok part 1 tetap jadi manhua sequel gemilang yang tanam benih Ragnarok di hati fans, dari debut 2024 hingga views meledak 2025. Sinopsisnya pewaris gigih yang tempa diri, populer karena seni dinamis dan hype original, dengan positif sebagai motivasi meski negatifnya ingatkan jangan klise. Di akhirnya, komik ini ajarin: satu system kecil bisa capai Ragnarok—asal tak lupa akar. Saat donghua baru datang, part 1 bukti: sequel bisa lahirkan legenda baru, bukan bayang masa lalu.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *