Review Komik Frieren: Beyond Journey’s End

review-komik-frieren-beyond-journeys-end

Review Komik Frieren: Beyond Journey’s End. Pada 17 Oktober 2025, penggemar Frieren: Beyond Journey’s End berduka sekaligus harap saat manga resmi umumkan hiatus tak terbatas setelah chapter 147, yang rilis seminggu lalu di Weekly Shonen Sunday. Alasan utama: kesehatan penulis Kanehito Yamada, yang sudah alami jeda serupa dua kali tahun ini, tapi tim janji kembalinya nanti dengan update di majalah mingguan. Di tengah kabar ini, seri karya Yamada dan ilustrator Tsukasa Abe tetap bersinar: volume 15 dan painting book edisi khusus rilis 18 Desember, sementara anime season dua tayang 16 Januari 2026. Kolaborasi dengan game lain pada 23 Oktober tambah hype, meski penggemar khawatir jeda panjang ini. Sejak 2020, Frieren jadi fenomena fantasy melancholic, jual jutaan kopi dan adaptasi anime yang raih rating 9.0 di platform global. Review ini kupas tiga aspek kunci seri di 2025, dari plot reflektif hingga dampak budayanya, buat paham kenapa Frieren tetap wajib baca meski jeda. BERITA BOLA

Plot dan Karakter: Refleksi Waktu yang Mendalam: Review Komik Frieren: Beyond Journey’s End

Plot Frieren berpusat pada elf penyihir abadi yang, setelah kalahkan raja iblis bersama pahlawan Himmel, sadar ia tak kenal rekan-rekannya secara pribadi. Petualangan baru ini jadi perjalanan lambat untuk pahami manusia—dari desa kecil hingga kerajaan kuno—di mana setiap arc ungkap tema waktu, penyesalan, dan ikatan sementara. Chapter 147, akhir seri sementara, tutup arc misteri dengan Frieren hadapi bayang masa lalu Himmel, tinggalkan cliffhanger soal artefak sihir yang picu emosi penggemar. Bukan aksi nonstop seperti shonen biasa; seri ini andalkan narasi tenang, di mana dialog sederhana seperti “waktu manusia begitu singkat” bikin pembaca renung.

Karakter jadi kekuatannya. Frieren, dingin tapi penasaran, evolusi dari penyendiri jadi teman setia, sementara Fern si penyihir muda wakili generasi baru yang penuh semangat. Himmel, meski mati, hadir via flashback sebagai simbol kebaikan manusia yang bikin Frieren belajar emosi. Di volume 13 Inggris yang rilis Mei lalu, arc pelatihan sihir tambah kedalaman, tunjukkan bagaimana karakter saling lengkapi tanpa drama berlebih. Hiatus ini, meski menyedihkan, beri ruang apresiasi: plotnya tak buru-buru, tapi bangun emosi bertahap yang bikin chapter baru selalu ditunggu.

Seni dan Gaya: Visual Tenang yang Sempurna Cocok Tema: Review Komik Frieren: Beyond Journey’s End

Seni Tsukasa Abe adalah mahakarya minimalis yang dukung nuansa melancholic Frieren. Panel lebar gambarkan lanskap fantasy luas—dari hutan abadi hingga kastil runtuh—dengan garis halus yang beri rasa damai, kontras dengan momen aksi sihir yang meledak dinamis. Di chapter 147, ilustrasi Frieren berdiri di bukit salju, tatap horizon, ciptakan rasa sepi yang menusuk tanpa kata. Gaya Abe hindari over-detail; wajah karakter ekspresif lewat mata dan senyum tipis, bikin emosi terasa nyata.

Anime season satu, yang adaptasi volume awal, tangkap esensi ini dengan animasi halus dan soundtrack piano lembut, raih pujian visual di 2024. Di 2025, painting book edisi khusus janji eksplor seni lebih dalam, dengan ilustrasi baru yang rilis Desember. Meski hiatus, seni Abe tetap inspirasi: ia bukti fantasy tak butuh kilau berlebih untuk cerita mendalam, tapi cukup cahaya lembut yang hangatkan hati pembaca.

Dampak dan Popularitas: Fenomena yang Ubah Genre Fantasy

Frieren ubah peta shonen di 2025, dari manga terlaris FY2024 ke kandidat no. dua tahun ini meski jeda. Adaptasi anime season satu dorong penjualan volume 13 Inggris Mei lalu, sementara season dua Januari 2026 janji arc baru yang bikin penggemar antusias. Kolaborasi game 23 Oktober tambah hype, di mana karakter Frieren muncul di dunia lain, picu diskusi lintas fandom.

Popularitasnya global: di Barat, seri ini bandingin dengan The Lord of the Rings versi slice-of-life, sementara di Jepang, hiatus picu dukungan massal untuk Yamada—penggemar kirim pesan sembuhan via majalah. Blu-ray part dua rilis 21 Oktober di AS dan Kanada, dengan rating IMDb 8.6, bukti daya tarik visual dan cerita. Dampaknya? Frieren ajarin genre fantasy bisa reflektif tanpa epik berlebih, inspirasi seri baru yang ikuti jejaknya.

Kesimpulan

Frieren: Beyond Journey’s End di 2025 adalah permata yang tetap bersinar meski hiatus, dengan plot reflektif yang bangun ikatan emosional, seni tenang Abe yang sempurna dukung tema, dan popularitas yang geser genre fantasy ke arah lebih dalam. Saat volume 15 dan anime season dua dekati, seri ini ingatkan: petualangan tak selalu cepat, tapi tentang pahami waktu yang singkat. Bagi penggemar, jeda ini kesempatan ulang baca; bagi baru, mulai sekarang. Pada akhirnya, Frieren ajarin: akhir perjalanan bukan akhir cerita—ia awal pemahaman baru.

 

BACA SELENGKAPNYA DI..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *