Review Komik Leveling Up with Skills

review-komik-leveling-up-with-skills

Review Komik Leveling Up with Skills. Pada 14 November 2025, saat angin musim gugur membawa gelombang baru manhwa fantasy ke platform digital, “Leveling Up with Skills” mencapai chapter 122 yang baru dirilis, memicu diskusi panas di kalangan pembaca global. Karya ini, yang mengadaptasi novel web populer, menawarkan cerita regression di dunia tower climber di mana keterampilan jadi kunci utama untuk bertahan hidup. Bukan sekadar isekai biasa, seri ini mengeksplorasi tema pengorbanan dan pertumbuhan di tengah invasi monster yang mengancam Bumi, dengan elemen grinding yang adiktif tapi tak selalu mulus. Di tengah tren manhwa OP protagonist tahun ini, “Leveling Up with Skills” menonjol karena fokusnya pada strategi skill daripada kekuatan mentah, meski tak luput dari kritik pacing lambat. Artikel ini sajikan review terkini berdasarkan perkembangan cerita, menyoroti apa yang membuatnya layak dibaca atau mungkin dilewati. Siapkah Anda naik level ke dunia Taesan yang penuh misteri ini? BERITA TERKINI

Plot yang Memikat: Regression dan Grinding yang Tak Terduga: Review Komik Leveling Up with Skills

Plot “Leveling Up with Skills” berlatar tahun 2020, saat monster misterius menyerang Bumi dan memaksa umat manusia masuk ke tower raksasa dengan empat mode kesulitan: easy, normal, hard, dan brutal “alone mode”. Protagonis Kang Taesan, yang awalnya memilih jalur easy untuk efisiensi, berhasil menaklukkan tower dan jadi pemain terskill tertinggi. Namun, saat doomsday mendekat, ia sadar kekuatannya tak cukup untuk selamatkan dunia. Dengan rewind time, Taesan kembali ke awal dan pilih alone mode, di mana ia harus bertarung sendirian tanpa bantuan NPC atau player lain, sambil kumpulkan skill unik untuk ubah nasib.

Kekuatan plot terletak pada sistem grinding yang kreatif—setiap chapter baru, seperti di arc season 3 yang baru dimulai di chapter 110, perlihatkan bagaimana Taesan kombinasikan skill seperti shadow manipulation atau enhanced perception untuk atasi boss wave yang semakin kompleks. Fakta menarik: seri ini adaptasi dari novel 622 chapter, di mana fokus pada “skill-first” daripada stat boost membedakannya dari tower climber konvensional, terinspirasi kasus survival game nyata di Korea. Twist regression di awal langsung hook pembaca, dan misteri hierarki tower—siapa dalang di balik invasi—menjaga ketegangan hingga chapter 122, di mana Taesan hadapi aliansi player rival yang curiga pada kemampuannya.

Namun, celahnya ada di pacing: season 1 (chapter 1-45) terasa lambat dengan banyak info dump tentang sistem, membuat beberapa pembaca drop setelah wave pertama. Di 2025, update mingguan mulai percepat ritme dengan subplot korupsi di antara climber, tapi tetap repetitif di grinding loop. Secara keseluruhan, plot ini seperti “Solo Leveling” versi lebih taktis, memuaskan bagi penggemar strategi, tapi bisa bosen bagi yang cari aksi nonstop. Hingga kini, cerita berhasil bangun klimaks di mana Taesan bukan sekadar OP, tapi pemikir dingin yang pilih risiko untuk reward lebih besar.

Karakter yang Kompleks: Dari Regressor Dingin hingga Pendukung yang Mendalam: Review Komik Leveling Up with Skills

Karakter di “Leveling Up with Skills” jadi pondasi yang kuat, dengan Kang Taesan sebagai pusat gravitasi. Awalnya digambarkan sebagai climber rasional yang prioritaskan efisiensi, Taesan berevolusi pasca-regression menjadi figur ambigu—masih tenang dan kalkulatif, tapi mulai tunjukkan beban emosional dari kegagalan masa lalu. Keputusannya pilih alone mode, misalnya, bukan karena arogansi tapi pemahaman mendalam tentang limitasi manusia, membuatnya relatable meski OP. Di chapter terbaru, interaksinya dengan climber lain ungkap sisi mentornya, di mana ia bantu newbie tanpa ungkap identitas regressor-nya.

Pendukung tak kalah menarik: climber wanita tangguh dari guild elit yang jadi rival sekaligus sekutu, atau NPC misterius di tower yang punya agenda tersembunyi, tambah kedalaman melalui dialog yang tajam. Fakta: novel asli beri backstory kaya untuk side character, seperti masa lalu Taesan di dunia nyata sebagai programmer biasa, yang adaptasi manhwa mulai eksplor di season 2 (chapter 46-109). Ini ciptakan dinamika loyalitas dan pengkhianatan yang autentik, di mana karakter bukan sekadar foil untuk MC.

Kritik muncul pada dimensi emosi: Taesan disebut emotionless atau robotic oleh sebagian pembaca, dengan sedikit arc romansa yang terasa dipaksakan—female lead digambarkan datar, kurang berkembang. Side character awal juga terasa fungsional, hanya untuk highlight kekuatan Taesan, meski update 2025 mulai perbaiki dengan redemption arc untuk rival. Di genre regression, karakter ini unggul dalam psikologi survival, membuat pembaca investasi pada pertumbuhan Taesan daripada aksi murni. Mereka manusiawi di balik kekuatan super, tapi butuh lebih banyak lapisan untuk hindari kesan satu dimensi.

Gaya Seni dan Aksi: Visual yang Berkembang dari Kasar ke Dinamis

Gaya seni “Leveling Up with Skills” adalah perjalanan yang menarik—awalnya kasar dengan garis tebal yang shaky dan proporsi wajah yang kadang disfigured, terutama dagu Taesan yang terlalu tajam, membuat chapter 1-20 terasa off-putting. Namun, seiring chapter, seni improve signifikan: panel aksi di tower jadi lebih fluid, dengan efek skill seperti aura gelap atau slash pedang digambar dinamis menggunakan speed lines dan shading bertahap. Latar belakang tower—dari ruang dungeon lembab hingga boss arena epik—detail urban-fantasy yang beri immersion, sementara ekspresi Taesan yang dingin kontras sempurna dengan chaos pertarungan.

Aksi jadi highlight: koreografi grinding tak monoton, di mana combo skill Taesan digambarkan visceral tapi realistis, tanpa over-the-top explosion. Di chapter 122, panel splash untuk wave boss baru tunjukkan peningkatan, dengan warna monokrom untuk mode alone yang tingkatkan nuansa isolasi. Fakta: adaptasi ini pakai gaya manhwa standar 2025—hitam-putih dengan screentone halus—yang grow on pembaca, dari kritik “ugly” di Reddit awal jadi pujian “best part” di review terbaru.

Celahnya: seni masih underwhelming di momen emosional, di mana close-up wajah kurang ekspresif, dan pacing visual lambat di arc info-heavy. Bagi penggemar seperti “The Tutorial is Too Hard”, seni ini menghipnotis di aksi, tapi butuh adaptasi untuk yang sensitif detail. Secara keseluruhan, evolusinya mirror pertumbuhan Taesan—dari mentah ke polished—membuat seri ini visually rewarding untuk binge.

Kesimpulan: Review Komik Leveling Up with Skills

“Leveling Up with Skills” di November 2025 tetap jadi manhwa solid di genre tower regression, dengan plot grinding taktis yang memikat, karakter dingin tapi mendalam seperti Taesan, dan seni yang berkembang dari kasar ke dinamis. Meski pacing lambat dan trope familiar jadi batu sandungan, kekuatannya di strategi skill dan misteri doomsday buatnya layak diikuti, terutama bagi penggemar OP MC yang pintar. Rating rata 7.3/10 mencerminkan potensinya sebagai underdog yang naik daun, dengan season 3 berjanji eskalasi lebih besar. Bukan masterpiece, tapi cukup untuk isi malam dingin dengan harapan rewind. Mulai dari chapter 1 akhir pekan ini, dan lihat apakah Anda bisa level up selera baca Anda. Siapa tahu, Taesan justru ajari Anda pilih jalur sulit untuk hasil terbaik. Selamat membaca, dan semoga skill Anda ikut naik!

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *